Minggu, 28 Juni 2015

RPP Akomodasi Perhotelan SMK Berkarakter KTSP

Mengajar di pendidikan formal tentunya terikat dengan aturan institusi di mana kita bekerja. Bagi guru yang mengajar di sekolah mana saja pasti diwajibkan membuat RPP dan perangkat pembelajaran lainnnya. Termasuk di SMK Akomodasi perhotelan, pasti gurunya wajib membuat RPP Akomodasi Perhotelan SMK Berkarakter untuk melengkapi administrasi keguruan pada masing-masing guru, baik yang KTSP ataupun Kurikulum 2015.


Jika Anda kebetulan mengajar di SMK Akomodasi perhotelan, Maka Anda harus membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan juga silabusnya. Namun jika Anda tidak memiliki waktu yang cukup untuk membuatnya karena banyak kesibukan di luar waktu mengajar, banyak rapat, seminar dll. Tidak usah hawatir kami menyediakan RPP Akomodasi Perhotelan SMK Berkarakter KTSP dengan format .doc/Ms.Word yang bisa Anda edit dan sesuaikan dengan kebutuhan Anda.

Baca juga: RPP Matematika Berkarakter SMP Kelas VII


Jangan ragu untuk bertanya kepada call center kami yang akan melayani Anda dengan senang hati, tentang RPP Akomodasi Perhotelan SMK Berkarakter KTSP ini.

Berikut adalah paket data pada pemesanan RPP Akomodasi Perhotelan SMK Berkarakter KTSP ini. Silahkan dipelajari sebelum memesan.
  1. RPP Housekeeping Tamu
  2. RPP Komunikasi Telephone
  3. RPP Komunikasi Tempat Kerja
  4. RPP Membersihkan Area Peralatan
  5. RPP Memelihara Catatan Keuangan
  6. RPP Memproses Reservasi
  7. RPP Memproses Transaksi Keuangan
  8. RPP Menyiapkan Kamar Tamu
  9. RPP MKKP K3LH BLBS MMIP MKK
  10. RPP Pakaian Tamu
  11. RPP Porter
  12. RRP Receptionist

Daftar Silabus:
  1. Silabus Housekeeping Tamu
  2. Silabus Komunikasi Telephone
  3. Silabus Membersihkan Area Peralatan
  4. Silabus Menyiapkan Kamar Tamu
  5. Silabus MKKP K3LH BLBS MMIP MKK
  6. Silabus Pakaian Tamu
  7. Silabus Receptionis Porter

Minggu, 21 Juni 2015

RPP Matematika Berkarakter SMP Kelas VII

RPP Matematika Berkarakter SMP Kelas VII KTSP - Terhadap postingan kali ini, kami bakal berbagi menyangkut RPP utk Sekolah Menengah perdana(SMP) atau Sekolah Lanjutan Tingkat pertama(SLTP) kurikulum tingkat unit pendidikan (KTSP) yg sanggup sahabat-sahabat unduh. Sebelum-sebelumnya, blog kami sudah sharing berkaitan RPP & Silabus dari mulai sejak RPP & Silabus SD (disini), RPP & Silabus SMP (disini) & RPP & Silabus SMA (disini).
Beredarnya surat edaran dari Mendikbud menyangkut pemberlakuan kurikulum 2013 & kurikulum tingkat unit pendidikan atau yg dikenal bersama KTSP (sahabat-sahabat mampu unduh surat edarannya : disini) menciptakan seluruhnya komponen pendidikan merasa bingung, bahkan ada yg pro & banyak serta yg kontra. RPP Matematika Berkarakter SMP Kelas VII.

Baca juga : Cara Mengatasi Disiplin pada Siswa


Alasannya bermacam macam macam, bagi yg pro kurikulum 2013 beralasan telah ke luar tidak sedikit miliaran mengapa tak dipertahankan dan sebagainya. Sedangkan bagi yg merasa terbebani bersama kurikulum 2013 beralasan dari sejak mulai tak optimalnya implementasi kurikulum 2013, bahan ajar yg datang terlambat, hingga terhadap pelaksanaan piranti pembelajaran (baca : RPP & Silabus) yg dirasa sangat-sangat memberatkan bagi pendidik atau guru. Bahkan dari kalangan wali murid serta tak kalah panasnya, "anak sekolah jaman waktu ini ada-ada saja tugasnya, ada yg suruh bawa sayur-sayuran & lain sebagainya. Ini ingin sekolah apa ingin jualan di pasar". Kami di sini bukan berarti kontra dgn kurikulum 2013, namun kami merasa dikala mau mengaplikasikan kurikulum yg sangat-sangat bagus (") tersebut perlu sosialisasi & suntikan-suntikan yg sangat-sangat matang, bukan hanya pada pendidik saja, melainkan wali murid serta seharusnya diajak. RPP Matematika Berkarakter SMP Kelas VII

Elemen seperti diatas semestinya jadi pengalaman bagi stakeholder atau pemangku kebijakan supaya senantiasa mawas diri sebelum bertindak. Menjadi panjang.... Ok serentak saja di bawah ini Blog Kami bakal berbagi mengenai RPP & Silabus SMP kelas VII, VIII, & IX KTSP. Dalam sharing RPP & Silabus ini, terdapat serta SK & KD, Pemetaan SK, Acara Semester (Promes), Acara Tahunan (Prota), & KKM pastinya RPP & Silabusnya pun tak ketinggalan. Berikut di bawah ini sahabat-sahabat linknya. Jika Anda membutuhkan RPP Matematika Berkarakter SMP Kelas VII Silahkan Anda dapatkan di RPP Matematika Berkarakter SMP Kelas VII

Rabu, 17 Juni 2015

Cara Mengatasi Disiplin pada Siswa

Anjuran mendisiplinkan peserta didik tidak dengan mesti menghukum Institusi sekolah erat kaitannya bersama patuh aturan. Bahkan di jaman th 80 an sekolah-sekolah yg dianggap baik ternama sebab peraturan yg ketat & patuh aturan yg tinggi. “Sekolah itu bagus dikarenakan patuh aturan nya kuat sekali, buktinya tiap ada anak yg melanggar peraturan dihukum bersama hukuman yg berat.” Komentar para orang lanjut umur peserta didik di jaman itu. Begitu lah di jaman itu sekolah yg pandai menghukum peserta didik nya dgn hukuman berat malah diburu para calon ortu peserta didik.

Tidak Sedikit pihak yg tetap menghubungkan penegakan patuh aturan di sekolah bersama menghukum peserta didik. Padahal kedua-dua nya tak saling berhubungan. Dikarenakan terbukti penegakan patuh aturan bersama hukuman cuma bakal menghasilkan sikap patuh aturan yg semu yg lahir lantaran ketakutan bukan sebab lahirnya kesadar an dapat perbaikan tingkah laku.

Sebenarnya ada jalan tengah diantara patuh aturan & menghukum . Jalan tengah itu dinamakan konsekuensi. Satu Buah konsekuensi berarti menempatkan peserta didik sbg subyek. Satu Orang peserta didik yg dijadikan subyek berarti diberikan tanggung jawab seluas-luas nya bersama konsekuensi juga sebagai batasan.

Peserta Didik terlambat masuk sekolah ? solusinya beliau terkena konsekensi pulang lebih telat dari yg yang lain, atau diwaktu istirahat & main dipotong . janganlah disitu saja, bicarakan faktor ini dgn orangtua peserta didik, sebab bisa saja masalah timbul bukan dikarenakan si anak tetapi sebab masalah ortu.

Dalam mengatasi masalah terlambat masuk sekolah ini aku miliki sampel menarik. Tak jauh dari ruangan tinggal aku ada suatu sekolah menengah atas yg pilih mengunci pintu gerbangnya tiap-tiap jam 7 pagi sesuai. Kamu dapat bayangkan mereka yg terlambat bakal kesusahan buat masuk sebab pintu gerbang telah terkunci. Tiap-tiap hri dapat ada seputar 10 orang peserta didik yg terhambat di luar jadi tontonan penduduk lebih kurang yg melalui di depan sekolah tersebut. Padahal mereka yg terlambat belum pasti enggan, barangkali dikarenakan argumen cuaca atau hal-hal lain yg tidk dapat dihindari.

Argumen pihak sekolah mungkin saja sanggup di terima, perbuatan mengunci gerbang diambil atas nama penegakkan patuh aturan & menciptakan peserta didik jadi sadar dapat pentingnya datang serasi disaat ke sekolah. Tetapi sadarkah pihak sekolah bahwa mengunci peserta didik diluar mampu mempermalukan harga diri sisw? Macam Mana jikalau tetangga atau beberapa orang yg mengenali mereka melalui dikala mereka terkunci diluar.

Padahal ketika sekolah ingin mengaplikasikan konsekuensi atas peserta didik yg terlambat, tidak sedikit aksi yg sanggup dilakukan, dari memotong jam istirahat hingga meminta mereka masuk sekolah di hri Sabtu atau Pekan kala rekan -temannya libur. Dgn begitu harga diri peserta didik terjaga & peserta didik jadi semakin bertanggung jawab atas segala aksi yg dilakukannya. Peserta Didik serta jadi sadar bahwa konsekuensi bertujuan buat penyadaran bersama membawa atau mengurangi hak special mereka, Cara Mengatasi Disiplin pada Siswa .

Silahkan kita mengenali apa itu hukuman & konsekuensi

Hukuman

1. Menjadikan peserta didik yang merupakan pihak yg tak miliki hak tawar menawar & tak berdaya. Guru jadi pihak yg teramat berkuasa. Ingat “Power tends to corrupt”

2. Jenisnya tergantung guru, jikalau hati guru sedang suka sehingga peserta didik terlambat pula tak dapat dikunci di luar.

3. Dapat dijatuhkan berlipat-lipat derajatnya terutama bagi peserta didik yg tidak jarang melanggar peraturan.

4. Guru condong berikan cap jelek bagi anak yg tidak jarang melanggar.

5. Sifatnya senantiasa berupa ancaman

6. Tak boleh ada pihak yg tak setuju, seluruh pihak mesti setuju. Menjadi sifatnya memaksa.

Konsekuensi

1. Dijatuhkan ketika ada tindakan yg berlangsung & berdasarkan terhadap aturan yg sudah disepakati.

2. Tepat dgn tingkah laku pelanggaran yg peserta didik jalankan.

3. Menghindari berikan cap terhadap anak, bersama berikan cap tidak baik bakal melahirkan stigma kepada diri anak bahwa dia merupakan pribadi yg berperilaku tidak baik buat selama-lamanya.

4. Menciptakan peserta didik bertanggung jawab terhadap pilihannya. Kamu dapat menyampaikan “Kevin anda pilih utk ribut kepada diwaktu bu guru sedang menerangkan sehingga silakan duduk diluar tatkala 5 menit”. Dgn begitu kamu menempatkan harga diri anak kepada peringkat mula-mula. Bandingkan dgn perkataan ini “Kevin, basic anda anak tak tahu peraturan,…. tukang ribut! Sana keluar….! Cara Mengatasi Disiplin pada Siswa

Ciri-ciri Guru yang Disukai Siswa

Jabatan guru yakni profesi pilihan, bukan anugerah! Maksudnya? Utk jadi seseorang guru kamu mesti lewat & memenuhi seluruh persyaratan yg digunakan contohnya kualifikasi pendidikan yg dipunyai mesti kategori pendidikan ‘ilmu keguruan’.

Jarang sekali atau mungkin saja belum sempat berlangsung ada orang yg jadi guru sebab mendapat anugerah atau pemberian orang lain. Seandainyapun ada, toh sicalon guru pun yg mesti pilih bersedia atau tak buat menerima jabatan itu.

Sesudah jadi seseorang guru kamu mesti mengetahui atau apabila butuh mempunyai ciri-ciri guru yang disukai siswa. Berikut ini yakni 8 ciri guru yang disukai siswa. Maaf, ini yakni pengalaman pribadi yg sempat kualami sendiri.
1. Enteng tersenyum
Peserta Didik paling gemar pada guru yg gampang tersenyum. Lebih menyenangkan lagi apabila senyuman tersebut diselingi bersama sapaan tentunya itu tanda-tanda guru yang disukai siswa. Guru yg ‘mahal’ senyum bakal terkesan sangar & telah tentu tak disukai peserta didik. Satu pesan utk kamu, walau peserta didik gemar dgn guru yg enteng tersenyum, janganlah terlampaui mengumbar senyum terlebih hingga senyum-senyum sendiri tidak dengan ada orang lain di seputar kamu !

2. Humoris
Menggali Ilmu dgn serius benar-benar mesti diutamakan. Tapi kalau dalam penyampaian materi
ajar yg dilakukan guru terlampaui serius sehingga yg berlangsung yakni peserta didik jadi bosan. Akibatnya maksud pembelajaran yg sudah dicanangkan bisa-bisa tak tercapai. Selingi bersama humor ringan (jangan sampai yg berat, kamu bukan pelawak) disaat kamu mengemukakan materi yg serius biar pembelajaran jadi mengasyikkan & peserta didik kamu terus fresh.

3. Menguasai bahan ajar
Rupanya ada guru yg kurang/tidak menguasai bahan ajar? Ada ! Bertanya saja terhadap diri kita sendiri, tetap jawab saja sendiri-sendiri (canda). Jujur, kita tentu sempat menemukan sosok guru yg sedang mengemukakan bahan ajar di depan kelas bersama bolak-balik menyaksikan ke buku atau catatan yg ada di mejanya. Menurut kamu, dengan cara apa penilaian peserta didik pada guru yg begitu?

4. Menjawab seluruh pertanyaan peserta didik
Rupanya ada guru yg tak sanggup menjawab seluruhnya pertanyaan peserta didik? Ada ! Dirinya sanggup menjawab tetapi jawaban yg diberikan tak meyakinkan peserta didik malah membuatnya bingung. jangan mahkluk yg menciptakan peserta didik kita tidak nyaman (bingung) menciptakan kita tak disukainya. Lantas dengan cara apa trick biar seluruhnya pertanyaan peserta didik bakal kita jawab? Apabila kamu tidak bisa menjawab lemparkan pertanyaan tadi pada seluruhnya peserta didik yg ada di kelas kamu. Bila tidak terjawab serta, jadikan PR, sementara itu kamu boleh mencari jawabannya melalui kawan atau melanjutkan pertanyaan ke saudara kita, wak Google!

5. Berpenampilan menarik
Rupanya ada guru yg punyai tampilan tak menarik? Ada! Misalnya Saya, Saya cuma tampil menarik di hadapan guru honor kami yg tetap bujang & kece! (canda). Tampillah ‘gagah’ di hadapan peserta didik kamu. Janganlah kelihatan membungkuk, lamban, seperti tidak mandi pagi dan seterusnya. Kamu satu orang guru pasti sempat ‘dicekoki’ dgn materi layanan prima. Praktekkan! Jangan Sampai cuma di depan kawan sejawat atau dgn penduduk lebih kurang tetapi melaksanakan di hadapan peserta didik kamu, semoga kamu dapat jadi guru yg di nantikan peserta didik seandainya kamu tak hadir ke sekolah lantaran argumen tertentu.

6. Mengatakan materi melalui permainan
Rupanya? Janganlah dilanjutkan. Saya sempat menciptakan survey di kelasku bersama ajukan sekian banyak pertanyaan sederhana, diantaranya : “Pelajaran apa yg paling anda sukai?” Apa jawaban dari mereka? Tidak Dengan sengaja mereka sepakat : “Penjas, Pak!” Kusimpulkan bahwa nyata-nyatanya mereka lebih suka pelajaran yg di sampaikan melalui permainan. Tantangan untuk kamu, ciptakanlah teknik pembelajaran yg dalam trick mengemukakan materinya dilakukan melalui permainan. Ingat! Bukan menggali ilmu sambil main-main, tetapi main-main utk menuntut ilmu yg memang utk menuntut ilmu. Apabila kamu belum bisa menemukan teknik yg cocok seperti halnya aku, sekurang-kurangnya sekali dalam seminggu ajak ke luar seluruh peserta didik kamu. Juga Sebagai step awal laksanakan proses pembelajaran dgn suasana tenang contohnya di bawah pohon. Sangat Disayangkan trick seperti ini cuma serasi utk jumlah peserta didik yg relatif sedikit.

7. Mengecek tiap-tiap pekerjaan yg sudah diberikan
Periksalah tiap-tiap pekerjaan yg kamu memberi terhadap peserta didik, jangan sampai menunda, meski kerja tersebut terasa memuakkan. Hargai jerih payah mereka. Memberi pujian & penghargaan yg wajar terhadap peserta didik kamu yg sukses menyelesaikan tugasnya bersama baik. Jangan Sampai sekali-kali membunuhnya bersama menyampaikan serentak kepadanya bahwa dirinya ‘bodoh’ disaat hasil kerjanya jeblok, bisa jadi kiat kamu mengatakan materi belum serasi untuknya. Anggap saja beliau sedang lamloud (lambat louding).

8. Bertanggung jawab (berwibawa)
Sektor yg terakhir ini gampang-gampang sulit dikarenakan tanggung jawab yg telah kental umumnya agak susah dipertahankan & enteng mengendor. Ada guru yg tak bertanggung jawab? Tak! Seluruh guru bertanggung jawab. Tetapi akbar kecilnya tanggung jawab, itulah yg jadi persoalan. Bertanggung jawablah kamu terhadap hal-hal mungil & agung yg kamu jalankan. Mintalah maaf terhadap peserta didik kamu seandainya kamu merasa lakukan kesalahan. Meminta maaf tak menurunkan martabat kamu sbg guru. Beritahukan argumen kamu bersama rasa kesal & jujur waktu kamu tak mampu isikan kelas atas dikarenakan tertentu. Jadilah guru yg dirindukan peserta didik kamu, dihormati peserta didik kamu, bukannya ‘ditakuti’ mereka.

ada banyak lagi ciri-ciri guru yg di sukai peserta didik terkecuali yg kupostkan diatas. Masing-masing guru pasti miliki trick tersendiri yg unik biar guru disukai peserta didik. Dengan Cara Apa bersama kamu?

Cara Guru Memotivasi Siswa dalam Belajar

Tulisan ini yaitu lanjutan dari tulisan diawal mulanya berkaitan guru memotivasi siswa dalam belajar, adalah Macam Mana Kiat Menjaga Supaya Peserta Didik Masih Termotivasi Mencari Ilmu. Kepada tulisan tersebut, sudah dibahas sekian banyak trick yg bisa dilakukan oleh guru buat menjaga motivasi mencari ilmu peserta didik di dalam kelas & pembelajaran kamu. Kini, kita tambahkan lagi sekian banyak kiat yang lain buat maksud memotivasi peserta didik biar bakal menggali ilmu dgn baik. Berikut ini yaitu cara-cara yg dimaksud.

Janganlah biarkan peserta didik mengalami keragu-raguan guru harus memotivasi siswa dalam belajar. Terhadap satu buah aktivitas pembelajaran di kelas, guru yg waspada paling sering bisa merasakan bahwa ada sekian banyak peserta didik yg kelihatan kurang yakin diri & kelihatan ragu-ragu dalam laksanakan aktivitas pembelajarannya. Peserta Didik yg miliki keragu-raguan ini memerlukan pertolongan guru.

Anda akan menopang mereka dgn mempersilakan mereka mengerjakan aktivitas mempelajari tersebut (misal mengerjakan soal, menyusun atau menciptakan sesuatu, dan sebagainya). Sampaikan pada mereka, bahwa mereka tak butuh takut dapat laksanakan kesalahan. Guru sanggup mengingatkan mereka bahwa kesalahan dalam menuntut ilmu itu merupakan factor yg amat sangat wajar. Ingatkan kepada peristiwa-peristiwa berkesan dalam hidup mereka, contohnya waktu perdana kali menuntut ilmu bersepeda. Seluruh anak yg mempelajari bersepeda, tentu sempat jatuh, bahkan lecet-lecet terhadap lutut & siku. Atau kala mereka menggali ilmu berenang. Kemasukan air ke dalam hidung, terminum air kolam atau sungai, itu yaitu konsekuensi yg mesti di terima apabila mau pandai berenang. Menjadi, begitu pula jika mau menggali ilmu berkenaan materi tertentu dalam pembelajaran di sekolah. Katakan kepada peserta didik, bahwa kamu amat sangat mentolerir kesalahan mereka dalam belajar. Di bawah ini adalah cara-cara memotivasi siswa dalam belajar.

Tak ada yg lebih kuat daripada motivasi intrinsik
Apa yg menciptakan seseorang anak mau sanggup bersepeda? Mereka nampak demikian gigih. Mereka rela terluka, terjatuh, benjol, & kesakitan? Itu lantaran mereka mempunyai motivasi intrinsik yg amat sangat kuat. Seyogyanya, motivasi yg kuat dari dalam diri peserta didik seperti ketika mereka mau sanggup bersepeda itu pula mesti dibangun di dalam pembelajaran guru. Kamu mampu melakukannya terhadap diwaktu sesi pengumuman nilai, baik nilai pekerjaan, ulangan, PR, atau apapun. Atau, sesudah mereka sukses menyelesaikan satu buah pekerjaan tertentu terhadap diwaktu proses pembelajaran berjalan. Bertanya mereka, macam mana rasanya mendapati nilai yg bagus, atau hasil yg memuaskan, atau sukses menyelesaikan suatu soal hitungan yg pass rumit. Senantiasa, dgn adanya upaya yg lumayan keras & sungguh-sungguh, dulu mereka mendapati satu buah kesuksesan, sehingga mereka dapat merasakan sebuah kepuasan tersendiri. Utk mereka menyadari keadaan ini. Peserta Didik kita, amat sering tak sadar bahwa dgn upaya yg lumayan keras dan sungguh, dulu mendapati hasil yg baik, bakal dapat membahagiakan batin mereka. Memberi penyadaran ini supaya mereka mengulang kembali upaya-upaya positip tersebut dengan terang.

Apa kesukaan peserta didik kamu?
Guru yg baik & bisa memotivasi siswanya senantiasa mengusahakan menciptakan pembelajarannya selaras bersama ketertarikan peserta didik. Ini memang lah susah-susah mudah. Guru mesti kreatif & punyai wawasan yg lumayan mengenai materi pembelajarannya. Bersama begitu, guru bakal sanggup mengaitkan materi pembelajaran dgn ketertarikan siswa-siswanya. Memberikan materi penambahan yg serasi bersama kesukaan peserta didik bakal memotivasi mereka buat menggali ilmu. Tak butuh tidak sedikit, yg mutlak lumayan utk menyebut bahwa materi pembelajaran kamu menarik bagi peserta didik.

Ajak peserta didik jalankan refleksi diri
Tiap-tiap pembelajaran yg baik senantiasa menggandeng peserta didik utk laksanakan refleksi diri. Macam Mana caranya? Enteng saja. Ajak peserta didik membaca kembali maksud pembelajaran yg sudah diungkapkan guru di awal pembelajaran. Dulu tanyakan pada mereka seberapa tidak sedikit yg telah dikuasai peserta didik dari maksud pembelajaran yg diinginkan guru. Dgn laksanakan refleksi diri masing-masing, peserta didik dapat tahu di mana kelemahan & kebolehan mereka. Peserta Didik yg belum menguasai maksud pembelajaran tertentu akan dipicu buat meningkatkan belajarnya terutama kepada bagian-bagian yg jadi kelemahan mereka.

Beri tanggung jawab
Terhadap tiap-tiap pembelajarannya, guru mesti memberikan tanggung jawab pada peserta didik. Pasti saja tanggung jawab itu mesti bisa dipikul mereka. Guru pastinya tidak ingin membebankan sebuah pekerjaan menggali ilmu yg tak dapat sanggup mereka pikul. Tanggung jawab bagi peserta didik pun bermakna guru memberikan kepercayaan terhadap mereka. Umumnya anak (peserta didik) dapat mengusahakan sebaik-baiknya dalam laksanakan tanggung jawabnya. Kadang dikala, wujud tanggung jawab yg diberikan tak senantiasa berhubungan dgn pekerjaan pembelajaran dengan cara serentak, tapi bakal serta berhubungan bersama menjaga keadaan kelas biar mereka nyaman dalam mencari ilmu. Contohnya, sekian banyak peserta didik sanggup ditugaskan buat menyiapkan kebutuhan kelas, melaksanakan sekian banyak administrasi kelas seperti mencatatkan nama-nama peserta didik yg tak hadir, membagi pekerjaan utk pengumpulan bahan-bahan praktikum terhadap jumpa seterusnya, dan seterusnya.

Merubah suasana mempelajari
Sekian Banyak peserta didik kemungkinan bakal teramat menyukai waktu suasana pembelajaran divariasi oleh guru. Jikapun tipe mata pelajaran yg kamu ampu tak menuntut kamu buat mengajar diluar tempat, sesekali, bawalah mereka ke tempat-tempat tertentu yg tetap ada kaitannya bersama pembelajaran. Atau, bahkan area yg sama sekali tak berhubungan. Laksanakan proses pembelajaran bahasa di halaman sekolah yg teduh bukanlah elemen yg salah. Mereka bisa saja tak mau menggali ilmu dari halaman sekolah juga sebagai sumber mempelajari, dapat tapi mereka sanggup menikmati suasana yg berlainan dgn tradisi menuntut ilmu bahasa dengan kamu yg melulu dilakukan di tempat. Cara-cara lain sanggup juga dilakukan buat mengubah suasana ini, maka peserta didik tak bosan dgn aktivitas pembelajaran kamu.

Maksud pembelajaran mesti terang
Kala kamu mengajar, di awal gerakan menuntut ilmu mengajar, kamu mesti mengatakan maksud pembelajaran. Kamu juga sebagai guru, pasti tak sekedar mengatakan maksud pembelajaran semata, bakal namun kamu mesti menciptakan maksud pembelajaran itu terang bagi peserta didik. Dgn mengetahui apa yg kamu harapkan dari proses pembelajaran yg terjadi berkaitan materi atau keterampilan yg mesti peserta didik kuasai, sehingga peserta didik bakal lebih enteng mencari ilmu. janganlah maksud pembelajaran kamu kabur, terlebih tak di sampaikan terhadap peserta didik.

Siapa bilang jangan sampai bersaing?
Siswa-siswa mesti berada dalam iklim yg kompetitif, dapat namun pasti turnamen yg dibentuk guru yakni turnamen positif. Gimana trik guru melaksanakan ini? Salah satu trik yg mampu dilakukan contohnya, ialah dgn memberikan penghargaan terhadap peserta didik atau grup peserta didik yg mencari ilmu bersama baik, atau melebihi mencari ilmu peserta didik yang lain. Ini dapat memicu terjadinya persaingan yg sifatnya positif. Biar persaingan tak beralih jadi persaingan atau pertandingan yg negatif, sehingga yg butuh kamu ingat yaitu : jangan sampai membandingkan antara peserta didik yg satu dgn peserta didik lainnya. lumayan dikasih penghargaan bagi yg sudah menggali ilmu dgn baik.

Identifikasi hasil mempelajari yg sudah diperoleh peserta didik
Disaat proses pembelajaran, guru butuh mengukur atau mengidentifikasi maksud pembelajaran mana yg sudah peserta didik capai. Seberapa akbar? Atau, seberapa bagus pencapaian yg sudah mereka capai. Faktor ini mutlak biar guru akan memberikan umpan balik berkenaan bagian-bagian mana dari pembelajaran itu yg mesti dioptimalkan peserta didik. Ini mampu mempermudah peserta didik dalam berpikir reflektif. Peserta Didik pun memerlukan pernyataan & anjuran guru tentang apa-apa yg sudah diperolehnya dalam satu buah gerakan pembelajaran supaya mereka mampu meningkatkan diri.

Untuk angan-angan yg ideal
Saat menyebut maksud pembelajaran kamu, haruslah diperhatikan apakah maksud itu dapat kemungkinan di capai oleh seluruh peserta didik? Apakah terlampaui enteng? Apakah terlampaui susah? Memperhitungkan ini dgn menyesuaikan potensi yg ada. Potensi yg dimaksud pasti saja terutama merupakan potensi peserta didik & potensi sumber, bahan, media, alokasi disaat pembelajaran yg sedia. Cara guru memotivasi siswa untuk belajar. Mematok maksud pembelajaran yg terlampaui enteng dicapai bakal merusak motivasi menggali ilmu peserta didik. Ini disebabkan dikarenakan pembelajaran tak lagi bersifat menantang bagi peserta didik. Sementara begitu serta bila maksud yg dipatok terlampaui susah, maka mungkin peserta didik mampu meraihnya benar benar mungil. Barangkali akbar, peserta didik kamu justru bakal jadi frustasi bersama pembelajaran kamu.Selain itu guru harus mengajar dengan sepenuh hati.

Senin, 15 Juni 2015

Guru Wajib Mengajar dengan Sepenuh Hati

Mengajar dengan Sepenuh Hati, adalah sebuah kewajiban bagi guru, karena, jika mengajar hanya asal-asalan, maka yang hasilnya tidak seperti yang diharapkan dan tidak berisi. Kewajiban mengajar dengan sepenuh hati ini adalah sebuah keharusan dalam mengajar.

Ketika guru jadi pilihan sehingga segala sikap & aksi jadi teladan, sejak mulai dari ujung kaki hingga ujung rambut semuanya bakal jadi cermin baik bagi peserta didik ataupun penduduk lebih kurang, disadari atau tak peranan guru amat utama. Di sekolah guru jadi pengajar, pendidik, pembimbing pun teladan bagi murid-muridnya sementara di penduduk guru jadi figur teladan bagi warga di lebih kurang yg berikan kontribusi positif dalam norma sosial di penduduk. Maju mundurnya pendidikan tergantung guru yg mengajar, pendidikan diibaratkan badan kita, peserta didik merupakan jasadnya & guru merupakan nyawanya. Peserta Didik hanyalah tubuh yg tak mempunyai daya yg mesti digerakkan dgn segala trik sementara guru merupakan penggerak yg bertugas buat mengerakkan peserta didik biar bisa tumbuh & berkembang bersama baik.

Seandainya guru sbg penggerak tak bisa memberikan pendidikan yg baik pada peserta didik sama artinya dgn mayat hidup. Dulu apa yg kita banggakan dari identitas yg sudah tersematkan di dada kita kalau tak ada prestasi & hasil yg mampu kita capai? Ketahuilah mengajar tidak cuma sekadar kegiatan buat mentransfer wawasan dari guru ke peserta didik dgn tak memperhatikan faktor tertentu, seperti semangat mencari ilmu peserta didik, kekuatan mendalami pelajaran yg diungkapkan guru, keadaan menuntut ilmu peserta didik juga hal-hal lain yg bisa mensupport gerakan proses menuntut ilmu mengajar di kelas. Inilah yg tidak jarang tak diperhatikan guru dalam mengawali pembelajaran, maka di dalam kelas ketiika mendapati hal-hal yg tak sesui bersama kehendaknya contohnya peserta didik yg mengantuk & main-main sehingga yg disalahkan ialah peserta didik. Tetapi pernahkah guru mengingatkan ia bahwa diwaktu berlangsung perihal yg begitu yg salah siapa? Elemen semacam ini jarang sekali diperhatikan guru kala mengajar maka tidak jarang kali menyalahkan peserta didik, padahal masalah yg berlangsung di dalam kelas tak sepenuhnya berasala dari peserta didik, lantaran peserta didik hanyalah jasad yg tak berdaya tidak dengan digerakkan oleh guru.

Guru Wajib Mengajar dengan Sepenuh Hati

Kebanyakan diwaktu mengajar guru dapat dihadapkan dgn bermacam persolan maka tidak jarang kali guru tersebut mengeluh. Keluhan tersebut rata-rata bersumber dari adat peserta didik yg sangat susah di atur, berlari-larian di kelas kala guru memaparkan, mengganggu sohib sebelahnya maka terjadianya perkelahian, terkadang aspek semacam itu tidak jarang kali menciptakan guru jengkel & beram, tetapi sadarkah bahwa masalah tersebut berlangsung lantaran kurangnya perhatian & kepekaan guru pada keadaan kelas, wajar seandainya murid lari kesana kemari atau saling lempar di dalam kelas kalau guru cuma ceramah tetap menerus tidak dengan memperhatikan peserta didik, sedang mendengarkan atau tak, peserta didik mendalami atau tak. Terkadang bersama ceramah terlampaui tidak sedikit peserta didik bakal serta-merta bosan maka amat sangat berpotensi bakal berjalan hal-hal tersebut, oleh oleh sebab itu satu orang guru mesti dapat menciptakan inovasi yg dapat memberikan warna baru dalam menguber maka angan-angan & maksud pendidikan akan tercapai cocok bersama yg di harapkan. Dikarenakan diwaktu seseorang guru tak sanggup memberikan pendidikan yg baik terhadap siswa & kondisi peserta didik sama saja dari hri ke hri sehingga guru dapat dianggap tak berhasil dalam menunaikan tanggung jawabnya sbg satu orang pendidik.

Baca juga : Pengertian Karakter Siswa

Yang Merupakan satu orang guru pasti kita tak akan jadi pendidik yg tidak sukses & tak berhasil dalam mengajar sehingga mesti ada langkah yg mesti kita melaksanakan. Oleh Sebab itu di kesempatan ini aku mau mengulas mengenai sekian banyak ciri keberhasilan satu orang guru :

Perdana, Satu Orang guru mesti sabar & tak memilih kasih, guru yang merupakan fasilitator mesti sanggup berlaku sabar, di kelas yg kita ajar tidak jarang sekali kita menemukan peserta didik yg sangat sulit meangkap pelajaran meskipun telah tidak jarang diulang tetapi terus saja tak mampu, di sinilah kesabaran itu dibutuhkan. Dalam keadaan seperti ini guru mesti sanggup menahan diri juga masihlah memberikan cita-cita pada peserta didik bahwa beliau mampu maka bersama demikian peserta didik dapat tumbuh semangatnya, bukan justru makin dicaci maki lebih-lebih mengeluarkan kata-kata bodoh, disamping itu guru mesti bisa berlaku adil baik pada peserta didik yg lebih pintar ataupun yg mempunyai kebolehan dibawah standar, tidak jarang kali kita menemukan guru yg cuma memperhatikan murid yg cerdas saja, sementara peserta didik yg masihlah perlu bimbingan tak diperhatikan justru dicuekin, keadaan ini justru bakal memunculkan diskriminasi, ingat peserta didik miliki hak yg sama dalam mempelajari & mesti memperoleh layanan yg sama juga, maka guru wajib mengajar dengan sepenuh hati seandainya tetap ada peserta didik yg belum mampu sehingga inilah pekerjaan guru utk memberikan pemahaman hingga sanggup, justru sebab peserta didik itu tak dapat maka dirinya mesti menggali ilmu & guru mesti masih sabar bukan sebaliknya.

Ke-2, Guru yg berhasil tak boleh menolak melayani peserta didik yg mengalami kendala dalam proses menggali ilmu. Sebaiknya guru memberikan dukungan & motivasi bagi peserta didik maka peserta didik dapat merasa terlindungi & guru serta dapat nyaman dalam menjalankan proses menuntut ilmu mengajar.

Ke-3, Menerima segala kekurangan & kelebihan para peserta didik.Seseorang Guru mesti sanggup menyadari kapabilitas yg dipunyai oleh peserta didiknya maka metode pengajaran sanggup disesuaikan bersama keadaan yg ada.

Keempat, Peserta Didik yakni Individu mandiri yg sedang mencari ilmu. Diinginkan para guru dapat menghargai tiap-tiap peserta didik sbg individu mandiri yg sedang mencari ilmu & bukan sebuah beban, dikarenakan peserta didik tersebut memerlukan petunjuk & bimbingan yg benar yang merupakan landasan kehidupan bersosial & bernegara nantinya.

Kelima, Meningkatkan Citra yg hangat & ramah di mata para peserta didik, Walau gerakan mempelajari mengajar bakal menuai tidak sedikit rasa baik senang ataupun duka, tapi amat mutlak membangun citra yg hangat & ramah di mata para peserta didik, maka para peserta didik dapat lebih mendalami proses mempelajari mengajar bersama tambah baik. Begitu lima elemen yg jadi ciri keberhasilan satu orang guru dalam menjalani tugasnya juga sebagai seseorang guru.

Pengertian Karakter Siswa

Pengertian Karakter SiswaKarakteristik berasal dari kata karakter yg berarti perilaku watak, pembawaan, atau adat yg di punyai oleh individu yg relatif tetap(Pius Partanto, Dahlan, 1994)
Karakteristik yaitu mengacu terhadap karakter dan pola hidup seorang pula nilai-nilai yg berkembang dengan cara rutin maka perilaku jadi lebih tetap dan gampang di saksikan.(Moh. Uzer Usman,1989)
Peserta Didik atau anak didik ialah tiap-tiap orang yg menerima pengaruh dari seorang atau sekelompok orang yg menjalankan pendidikan.

Siswa yaitu unsur mutlak dalam gerakan pertalian edukatif lantaran juga sebagai pokok persoalan dalam seluruhnya aktifitas pembelajaran (Saiful Bahri Djamarah, 2000)

Karakateristik Siswa
Total pola kelakuan & kebolehan yg ada terhadap peserta didik yang merupakan hasil dari pembawaan dari lingkungan sosialnya maka tentukan pola kegiatan dalam mendapatkan cita-citanya (Sudirman,1990)
Karakteristik Siswa merupakan aspek-aspek atau mutu perseorangan siswa yg terdiri dari ketertarikan, sikap, motivasi menggali ilmu, gaya menuntut ilmu kekuatan berfikir, & kebolehan awal yg dimiliki(Hamzah. B Uno.2007)

Manfaat Analisis Karakteristik Siswa
  1. Guru sanggup mendapati mengenai kapabilitas awal peserta didik sbg landasan dalam memberikan materi baru & lanjutan.
  2. Guru bakal mengatahui mengenai luas & type pengalaman menuntut ilmu peserta didik, faktor ini berpengaruh kepada daya serap peserta didik pada materi baru yg bakal di sampaikan.
  3. Guru sanggup mengetahui latar belakang sosial & keluarga peserta didik. Meliputi tingkat pendidikan orangtua, sosial ekonomi, emosional & mental maka guru mampu menajjikan bahan pula metode lebih sesuai & efisien.
  4. Guru sanggup Mengetahui tingkat pertumbuhan & perkembangan & aspirasi & kepentingan peserta didik.
  5. Mengetahui tingkat penguasaan yg sudah di peroleh peserta didik pada awal mulanya
Pengertian Karakter Siswa

Klasifikasi Karakter Siswa

Pribadi & lingkungan
Usia, Tipe kelamin, Kondisi ekonomi orang sepuh, Kebolehan pra sekolah, Lingkungan ruang tinggal

Psikis
Tingkat Kecerdasan, Perkembangan jiwa anak, Modalitas mempelajari, Motivasi, Bakat & ketertarikan

Klasisikasi karakter Siswa berdasarkan potensi

Aliran yang berkenaan dgn potensi manusia menerima pendidikan
  1. Nativisme - Arthur Schopenhour dari Jerman (1788-1860) anak yg baru lahir mengambil bakat kesanggupan & sifat-sifat tertentu
  2. Empirisme - Manusia itu dalam perkembangan pribadinya semata-mata ditentukan oleh dunia diluar dia. John Locke (1632-1704) dari Inggris dgn teorinya “Tabula Rasa”
  3. Konvergensi - William Stern (1871-1938), yg menyampaikan : “kemungkinan-kemungkinan yg diboyong lahir itu merupakan petunjuk-petunjuk nasib dgn tempat permainan. Dalam ruang permainan itulah letaknya pendidikan dalam arti seluas-luasnya

Klasifikasi Kecerdasan
> 140 = Genius
130 – 139 = Amat Pandai
120 – 129 = Pandai
110 – 119 = diatas Normal
90 –109 = Normal/Sedang
80 – 89 = dibawah Normal
70 – 79 = Bodoh
50 – 69 = Feeble Minded : Moron
< 49 = Feeble Monded : Imbicile/Idiot


MODALITAS Mencari Ilmu :

Peserta Didik VISUAL N :
1. Rapi & rutin
2. Berkata bersama segera
3. Mementingkan tampilan, baik dlm baju ataupun presentasi
4. Rata-rata tak terganggu oleh keributan
5. Lebih menyukai membaca daripada dibacakan
6. Mencoret-coret tidak dengan arti sewaktu bicara di telpon/kuliah
7. Lebih senang demonstrasi daripada berpidato
8. Tidak Jarang menjawab pertanyaan bersama jawaban singkat, ya/tidak!
9. Memiliki masalah buat mengingat instruksi verbal kecuali seandainya ditulis, & tidak jarang kali minta pertolongan orang buat mengulanginya
10. Mengingat apa yg dipandang daripada apa yg didengar, dll

SISWA AUDITORIAL O :
1. Berkata terhadap diri sendiri ketika bekerja
2. Enteng terganggu oleh keributan
3. Menggerakkan bibir & mengucapkan tulisan di buku disaat membaca
4. Merasa kesusahan utk posting, tapi hebat dalam bercerita
5. Lebih menyukai gurauan lisan daripada komik
6. Bicara dalam irama terpola
7. Menggali Ilmu bersama mendengarkan & mengingat apa yg didiskusikan daripada yg diliat
8. Menyukai bicara, senang berdiskusi & memaparkan sesuatu panjang lebar
9. Bakal menirukan warna, irama & suara nada, dll

Peserta Didik KINESTETIK N :
1. Berkata dgn perlahan
2. Menyikapi perhatian fisik
3. Menyentuh orang buat mendapat perhatian mereka
4. Berdiri dekat diwaktu berkata bersama orang
5. Senantiasa berorientasi kepada fisik & tidak sedikit bergerak
6. Menghafal secara terjadi & menonton
7. Memanfaatkan jari yang merupakan tips waktu membaca
8. Tidak Sedikit memanfaatkan isyarat badan
9. Memiliki perkembangan awal otot-otot yg gede
10. Susah mengingat peta kecuali bila beliau sempat berada di ruangan itu
11. Bisa Jadi tulisannya buruk
12. Tak mampu duduk diam buat diwaktu lama

Dr. I Made Candiasa, Meter.I.Komp., dekan FPTK IKIP Negara Singaraja, dalam suatu orasi buat perkenalan jadi guru gede di kampusnya awal minggu ini mengungkapkan karakteristik peserta didik dalam suatu kelas atau sekolah itu teramat bermacam macam. Maka diwaktu lakukan proses belajar-mengajar, tiap-tiap peserta didik sebaiknya menerima perlakuan individu dgn pendekatan yg berbeda-beda antara satu peserta didik bersama peserta didik yang lain.

Buat itu, Candiasa yg lahir di Banjar Penasan, Klungkung 30 Juni 1960 ini menawari model pembelajaran yg khas dalam keberbhinekaan pendidikan. Model ini cobalah mengakomodasi perbedaan karakteristik siswa, biar dapat beradaptasi bersama keadaan peserta didik yg beraneka.
Dosen yg serta ahli di sektor matematika ini menuturkan peserta didik mempunyai karakteristik yg berbeda-beda & mesti diakomodasi dalam pembelajaran, supaya diperoleh hasil menggali ilmu yg optimal. Psikologi bersama beraneka ragam cabangnya sudah mengidentifikasi banyak sekali variabel yg mengindikasikan perbedaan individu & mempengaruhi proses mencari ilmu, seperti kecerdasan, keberbakatan, gaya kognitif, gaya berpikir, daya adopsi, ketahan-malangan, & kebolehan awal.
Soal kecerdasan telah sejak lama jadi bahan pertimbangan dalam pembelajaran. Menurut Candiasa, teori hal tunggal dari Binet-Simon mendeskripsikan kecerdasan dalam satu score umum tunggal (overall single skor) yg dinamakan intelligence quotient (IQ), sedangkan Spearman bersama teori dua perihal mendeskripsikan kecerdasan jadi dua aspek kekuatan yg berdiri sendiri, yakni factor umum (general) & aspek kusus (specific). ''Sekalipun teori aspek tunggal & teori dua aspek mengizinkan penyeragaman proses pembelajaran, tetapi bakal lebih baik kalau individu bersama IQ yg berlainan memperoleh pelayanan pembelajaran yg tidak serupa,'' kata Candiasa. Bahkan, lanjut Candiasa, pemberagaman pembelajaran akibat perbedaan kecerdasan menguat sesudah Thurstone  mendeskripsikan kecerdasan & keberbakatan (aptitude) jadi sekian banyak factor kebolehan yg dikenal bersama elemen ganda (multiple factors), yakni kapabilitas verbal (verbal comprehension), kebolehan berhitung (number), kekuatan geometris (spatial relation), kelancaran kata (word fluency), ingatan (memory), & penalaran (reasoning).

Kemudian, tuntutan keberagaman pembelajaran lebih kelihatan lagi kepada teori kecerdasan ganda (multiple intelligence) dari Gardner. Teori kecerdasan ganda menyebutkan bahwa kecerdasan & keberbakatan manusia terdiri atas tujuh komponen yg semiotonom, yakni kecerdasan musik (musical intelligence), kecerdasasan bodi-kinestetik (bodily-kinesthetic intelligence), kecerdasan logika-matematika (logical-mathematical intelligence), kecerdasan tempat (spatial intelligence), kecerdasan interpersonal (interpersonal intelligence), & kecerdasan intrapersonal (intrapersonal intelligence). Nah, supaya diperoleh hasil menggali ilmu yg optimal, kecerdasan yg tidak sama mesti meraih pelayanan pembelajaran yg tidak sama serta.

Tidak Cuma kecerdasan, menurut Candiasa, gaya kognitif pula pass kuat pengaruhnya pada proses pembelajaran. Sama Seperti disebutkan oleh Witkin yg membedakan individu berdasarkan gaya kognitifnya jadi individu field independent & individu field dependent.
Individu field independent condong berpikir analisis, mereorganisasi materi pembelajaran menurut keperluan sendiri, merumuskan sendiri maksud pembelajaran dengan cara internal & lebih mengutamakan motivasi internal. Di lain pihak, individu field dependent condong berpikir global, mengikuti struktur materi pembelajaran apa adanya, mengikuti maksud pembelajaran yg ada & lebih mengutamakan motivasi eksternal.

Gejala psikologis lain yg bakal membedakan individu dalam proses belajarnya yaitu gaya berpikir. Gaya berpikir erat kaitannya dgn fungsi belahan otak. Candiasa mengutip Koestler & Clark yg menyatakan bahwa belahan otak kanan lebih bersifat lateral & divergen, sedangkan belahan otak kiri lebih bersifat vertikal & konvergen.

Masing-masing belahan otak bertanggung jawab kepada trick berpikir, & masing-masing memiliki spesialisasi dalam kemampuan-kemampuan tertentu, meskipun ada sekian banyak persilangan & pertalian tertentu. Proses berpikir otak kiri bersifat logis, sekuensial, linier, & rasional, sedangkan proses berpikir otak kanan bersifat acak, tak rutin, intuitif, divergen, & holistik. Daya adopsi individu serta tidak serupa & pun berpengaruh pada proses pembelajaran. Rogers, menurut Candiasa, membedakan individu berdasarkan daya adopsinya jadi empat group, merupakan adopter, mayoritas awal (early majority), mayoritas akhir (late majority), & pembelot (laggard). Individu yg masuk group adopter senantiasa mempelopori penerimaan inovasi. Grup mayoritas awal memerima inovasi jikalau telah kira kira 30 % individu yang lain menerima. Grup individu mayoritas akhir bersedia menerima inovasi sesudah 60 % individu yang lain. Grup individu pembelot yakni grup individu yg paling sukar menerima inovasi. kemudian, berawal dari kegagalan individu cerdas & berbakat dalam usahanya, ditemukan variabel ketahan-malangan (adversity) yg akan mempengaruhi gerakan individu, termasuk juga mencari ilmu.
Ketahan-malangan yakni daya tahan individu buat menghadapi tantangan. Di sini Candiasa mengutip Stoltz yg membedakan individu berdasarkan ketahan-malangan yg dipunyai jadi tiga group, merupakan penjelajah (climber), penunggu (camper), & penyerah (quitter). Individu penjelajah senantiasa mau maju seberapa pula ganjalan yg dialami. Individu penunggu, buat berbuat sesuatu senantiasa menunggu kesuksesan individu yang lain. Individu penyerah yaitu individu yg tak berupaya utk maju & condong menyerah sebelum berikhtiar.

Kebolehan awal peserta serta mesti mendapat pertimbangan dalam proses pembelajaran. Kekuatan awal amat dipengaruhi oleh pengalaman individu dalam berinteraksi dgn lingkungannya. Oleh dikarenakan itu, perbedaan lingkungan sanggup mengakibatkan perbedaan kekuatan awal. Perbedaan kapabilitas awal mengakibatkan
perbedaan kebolehan utk mengelaborasi kabar baru buat membangun struktur kognitif.
Bersama menonton perbedaan-perbedaan itu rupanya dalam menuntut ilmu serta dituntut individualisasi supaya diperoleh hasil menuntut ilmu yg optimal. Permasalahan yg timbul ialah macam mana mengakomodasi perbedaan karakteristik individu dalam pembelajaran. Permasalahan berikutnya yaitu komponen-komponen pembelajaran yg mana saja bakal diadaptasikan dgn karakteristik individu yg teramat bermacam macam.

Jumat, 12 Juni 2015

Guru adalah Teladan bagi Siswa

Di Indonesia sikap pribadi yg di jiwai oleh filsafat Pancasila yg mengagungkan budaya bangsanya yg rela berkorban bagi kelestarian bangsa & negaranya termasuk juga dalam kompetensi kepribadian guru. Bersama begitu pemahaman kepada kompetensi kepribadian guru mesti di maknai juga sebagai sebuah bentuk sosok manusia yg utuh.

Guru sbg tenaga pendidik yg pekerjaan utamanya mengajar, mempunyai karakteristik kepribadian yg amat berpengaruh kepada kesuksesan pengembangan sumber daya manusia. Kepribadian yg mantap dari sosok satu orang guru bakal memberikan teladan yang baik pada siswa ataupun masyarakatnya, maka guru dapat tampil yang merupakan sosok yg pantas “digugu” (ditaati nasehat/ucapan/perintahnya) & “ditiru” (di sampel sikap & perilakunya).Kepribadian guru ialah elemen terpenting bagi kesuksesan mempelajari anak didik.


Dalam kaitan ini, Zakiah Darajat dalam Syah (2000 : 225-226) menegaskan bahwa kepribadian itulah yg dapat tentukan apakah dirinya jadi pendidik & pembina yg baik bagi anak didiknya, ataukah dapat jadi perusak atau penghancur bagi hari depan anak didiknya terutama bagi anak didik yg tetap kecil (tingkat dasar) dan mereka yg sedang mengalami kegoncangan jiwa (tingkat menengah).
Karakteristik kepribadian yg tentang bersama kesuksesan guru dalam menggeluti profesinya merupakan meliputi fleksibilitas kognitif & keterbukaan psikologis. Fleksibilitas kognitif atau keluwesan ranah cipta yakni kekuatan berpikir yg diikuti dgn aksi dengan cara simultan & memadai dalam situasi tertentu. Guru yg fleksibel terhadap kebanyakan ditandai bersama adanya keterbukaan berpikir & beradaptasi. diluar itu, beliau mempunyai resistensi atau daya tahan kepada ketertutupan ranah cipta yg prematur dalam pengamatan dan pengenalan. Dalam Undang-undang Guru & Dosen dikemukakan kompetensi kepribadian ialah “kemampuan kepribadian yg mantap, berakhlak mulia, arif, & berwibawa pun menjadi teladan siswa”. Kompetensi personal ini mencakup kekuatan pribadi yg mengenai dgn pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri, & perwujudan diri.
Sedangkan kompetensi guru dengan cara lebih kusus lagi merupakan bersikap empati, terbuka, berwibawa, bertanggung jawab & sanggup menilai diri pribadi. Johnson sama seperti dikutip Anwar (2004 : 63) mengatakan kapabilitas personal guru, mencakup :
1. penampakan sikap yg positif kepada total tugasnya sbg guru, & kepada total situasi pendidikan beserta unsur-unsurnya,
2. pemahaman, penghayatan & tampilan nilai-nilai yg seyogyanya dianut oleh satu orang guru,
3. kepribadian, nilai, sikap hidup ditampilkan dalam upaya buat menjadikan guru yang merupakan panutan dan teladan bagi para siswanya.
Dalam Standar Nasional Pendidikan, pasal 28 ayat (3) butir b dikemukakan bahwa kompetensi kepribadian yaitu kekuatan yg mencerminkan kepribadian yg mantap, stabil, dewasa, arif & berwibawa, pun jadi teladan bagi peserta didik & berakhlak mulia :
1. Kepribadian yg mantap, stabil
Dalam faktor ini buat jadi seorang guru mesti mempunyai kepribadian yg mantap, stabil. Ini utama lantaran tidak sedikit masalah pendidikan yg disebabkan oleh perihal kepribadian guru yg kurang mantap & kurang stabil. Kepribadian yg mantap dari sosok satu orang guru bakal memberikan teladan yg baik kepada anak didik ataupun masyarakatnya, maka guru bakal tampil sbg sosok yg layak “digugu” (ditaati nasehat/ucapan/perintahnya) & “ditiru” (di sample sikap & perilakunya). Oleh karena itu, yang merupakan satu orang guru, mestinya kita :
a. Bertindak pas dgn norma hukum
b. Bertindak pas dgn norma sosial
c. Bangga juga sebagai guru
d. Mempunyai konsistensi dalam bertindak serasi dgn norma
2. Kepribadian yg dewasa
Sbg seseorang guru, kita mesti mempunyai kepribadian yg dewasa lantaran terkadang tidak sedikit masalah pendidikan yg muncul yg disebabkan oleh kurang dewasanya seseorang guru. Keadaan kepribadian yg begitu tidak jarang menciptakan guru laksanakan tindakan-tindakan yg tak profesional, tak terpuji, bahkan tindakan- aksi tak senonoh yg merusak citra & wibawa guru.
3. Kepribadian yg arif
Sbg seseorang guru kita mesti mempunyai pribadi yg patuh aturan & arif. Perihal ini utama, lantaran masihlah tidak jarang kita menyaksikan & mendengar peserta didik yg perilakunya tak pas bahkan tidak sejalan bersama sikap moral yg baik. Oleh dikarenakan itu peserta didik mesti mempelajari patuh aturan, & gurulah yg mesti memulainya. Dalam menanamkan patuh aturan, guru bertanggung jawab mengarahkan, berbuat baik, jadi sample sabar & penuh pengertian.
4. Kepribadian yg berwibawa
Berwibawa mengandung makna bahwa satu orang guru mesti : Mempunyai tingkah laku yg berpengaruh positif kepada siswa Artinya, guru mesti senantiasa berupaya pilih & jalankan tindakan yg positif supaya akan mengangkat citra baik & kewibawaannya, terutama di depan murid-muridnya. Di Samping itu guru pula mesti mengimplementasikan nilai-nilai tinggi terutama yg diambilkan dari ajaran agama, contohnya jujur dalam aksi & perkataan, tak munafik. Sekali saja guru diketahui berbohong, terlebih cepat pada muridnya, niscaya hal itu bakal menghancurkan nama baik & kewibawaan sang guru, yg terhadap gilirannya bakal berakibat fatal dalam meneruskan pekerjaan proses menggali ilmu mengajar.

Baca juga: Dampak Negatif dan Positif Televisi pada Perkembangan Pendidikan Siswa

5. Jadi berakhlak mulia & teladan bagi peserta didik
Guru mesti berakhlakul karimah, lantaran guru ialah seseorang penasehat bagi siswa, bahkan bagi para orang lanjut umur. Bersama berakhlak mulia, dalam kondisi bagaimanapun guru mesti mempunyai rasa yakin diri, istiqomah & tak tergoyahkan. Kompetensi kepribadian guru yg dilandasi dgn akhlak mulia pasti saja tak tumbuh dgn sendirinya, tapi memerlukan ijtihad, ialah business sungguh-sungguh, kerja keras, tidak dengan mengenal lelah & dgn niat ibadah pastinya. Dalam aspek ini, guru mesti merapatkan kembali barisannya, meluruskan niatnya, bahkan jadi guru bukan semata-mata utk kebutuhan duniawi. Memperbaiki ikhtiar terutama menyangkut dgn kompetensi pribadinya, dgn masih bertawakkal pada Allah. Lewat guru yg demikianlah, kita mengharapkan pendidikan jadi arena pembentukan karakter bangsa.
Esensi kompetensi kepribadian guru semuanya bermuara ke dalam intern pribadi guru. Kompetensi pedagogik, profesional & sosial yg dipunyai satu orang guru dalam lakukan pembelajaran, kepada hasilnya bakal lebih tidak sedikit ditentukan oleh kompetensi kepribadian yg dimilikinya. Penampakan kepribadian guru bakal lebih tidak sedikit memengaruhi kesukaan & antusiasme anak dalam mengikuti aktivitas pembelajaran. Pribadi guru yg santun, respek pada peserta didik, jujur, ikhlas & bisa diteladani, memiliki pengaruh yg signifikan kepada kesuksesan dalam pembelajaran apa pula kategori mata pelajarannya.

Oleh sebab itu, dalam sekian banyak kasus tak jarang satu orang guru yg memiliki kebolehan dengan cara pedagogis & profesional dalam mata pelajaran yg diajarkannya, tapi implementasinya dalam pembelajaran kurang optimal. Perihal ini boleh menjadi disebabkan tak terbangunnya jembatan hati antara pribadi guru yg bersangkutan juga sebagai pendidik & siswanya, baik di kelas ataupun di luar kelas. Upaya pemerintah meningkatkan kebolehan pedagogis & professional guru tidak sedikit dilakukan, baik lewat pelatihan, workshop, ataupun seminar. Bakal namun, hal itu kurang menyentuh peningkatan kompetensi kepribadian guru.
Kita pantas tanya kenapa pendidikan kita tidak sedikit membuahkan anak didik yg cerdas, pintar & terampil, tetapi belum tidak sedikit membuahkan anak didik yg mempunyai kepribadian yg cocok bersama yg diinginkan. Maka, bangsa kita mengalami krisis multidimensional yg berkepanjangan yg ga ada ujungnya. Jangan-jangan ini seluruhnya buah kita yang merupakan pendidik yg belum menampilkan kepribadian yg layak Teladan bagi Siswa kita.Tiap-tiap subjek memiliki pribadi yg unik, masing-masing memiliki ciri & sifat bawaan pun latar belakang kehidupan. Tidak Sedikit masalah psikologis yangdihadapi siswa, tidak sedikit pun kesukaan, kapabilitas, motivasi & kebutuhannya.

Senin, 08 Juni 2015

Dampak Negatif dan Positif Televisi pada Perkembangan Pendidikan Siswa

Pengaruh Tayangan Tv Pada Anak amat kuat, bahkan condong ke resiko negatifnya dari kepada resiko positifnya, terlebih tayangan sinetron laga, percintaan, & kehidupan sosialnya. Mereka lebih meniru tokoh antagonis dari terhadap protagonis, sebab dirasa tokoh antagonis lebih menguntungkan dari kepada tokoh protagonis yg terkesan lemah & kalah.

Tv yakni sarana komunikasi satu arah jarak jauh yg berupa media elektronik yg menampilkan nada & gambar atau audio visual. Makin sejumlah stasiun tv swasta yg bermunculan, memunculkan masalah tersendiri dalam dunia pendidikan di Indonesia. Anak condong lebih pilih melihat tayangan tv, dari kepada membaca buku atau mencari ilmu.

Tv bisa pula dinamakan yang merupakan satu buah keajaiban dalam dunia meski cuma berbentuk suatu kotak elektronik yg sederhana yg bisa dengan cara efektif berperan juga sebagai fasilitas massa dalam beraneka info dgn gambar hidup, berwarna-warni & bergerak. Maka bakal memikat, membius & menggiring seluruhnya perhatian para pemirsanya, itulah sebabnya, sebahagian akbar pemirsa punya anggapan bahwa berita apa saja yg ditayangkan tv merupakan benar, apa saja yg disajikan oleh tv yaitu baik, maka mereka memutuskan bahwa tv yaitu satu-satunya sumber & pusat kabar yg benar, baik & akurat, bahkan tv dianggap juga sebagai guru yg wajib ditiru & diikuti, fasilitas yg paling efisien & efektif buat mengenal menggali ilmu & memperoleh beraneka elemen dalam hidup & kehidupan ini ketimbang beraneka buku bacaan yg dianggap menyita disaat.

Dampak Negatif dan Positif Televisi pada Perkembangan Pendidikan Siswa

Acara program yg disajikan tv, amat sangat mempengaruhi sikap penontonnya sesudah atau kepada ketika menonton tayangan tv tersebut. Tidak Sedikit fakta yg kita jumpai dari info yg di sampaikan tv, baik fakta positif ataupun fakta negatif. Maka elemen ini baik dengan cara segera atau tak segera bakal mempengaruhi akhlak penontonnya ke arah positif atau ke arah negatif, maka ada dua pengaruh atau resiko tayangan tv kepada akhlak anak, adalah :

Baca juga: Karakteristik Ideal Guru Profesional

Dampak positif tayangan tv :

Tv akan memberikan pengaruh yg positif bagi para pemirsa yg melihat acara program atau tayangan tv. Adapun pengaruhnya yg bersifat positif juga sebagai berikut :

Tv yang merupakan sumber info yg up-date.
Sanggup memberikan info kesempatan business buat mempelajari usaha bagi para anak.
Adanya program atau tayangan yg bernuansakan pendidikan atau wawasan seperti cerdas cermat, kabar & lain sebagainya.
Yang Merupakan sumber mencari ilmu bagi peserta didik dalam menyelesaikan pekerjaan yg diberikan oleh guru.

Resiko negatif tayangan tv :
Tayangan tv selain memberikan pengaruh yg positif saja, namun program tv lebih tidak sedikit memberikan pengaruh yg negatif pada sikap para pemirsanya sesudah atau terhadap kala menonton tayangan tv, maka bakal mempengaruhi akhlak penonton ke arah negatif. Adapun pengaruhnya tayangan tv yg bersifat negatif yang merupakan berikut :

Tayangan tv akan mempengaruhi anak buat bermalas-malasan. Tidak Jarang menyaksikan tv dapat melalaikan pekerjaan & kewajiban bagi anak.
Tidak Jarang menyaksikan tv dapat mempengaruhi & menurunkan prestasi menggali ilmu anak, sebab malas mempelajari & fokus terpecah.
Anak-anak condong lebih gemar tayangan yg bernuansakan kekerasan buat ditiru, maka tidak sedikit berjalan tawuran antar pelajar.
Sikap meniru terhadap anak anak makin berbahaya disaat menonton tayangan yg tak membina. Sesudah menyaksikan tayangan tv mereka senang meniru apa yg sudah mereka perhatikan.
Pengaruh budaya luar yg tak cocok bersama norma Pancasila sangat mudah masuk ke pikiran anak-anak.
Makin seringnya melihat program tv yg tak membina, baik kekerasan, sikap kasar, memaki, curang, & sikap jelek yang lain, dapat dengan cara tak serentak & tak sadar membina anak buat berbuat seperti tersebut diatas, maka buat laksanakan aspek tersebut, anak merasa bahwa hal itu yakni factor biasa yg tak salah.