Rabu, 17 Juni 2015

Cara Mengatasi Disiplin pada Siswa

Anjuran mendisiplinkan peserta didik tidak dengan mesti menghukum Institusi sekolah erat kaitannya bersama patuh aturan. Bahkan di jaman th 80 an sekolah-sekolah yg dianggap baik ternama sebab peraturan yg ketat & patuh aturan yg tinggi. “Sekolah itu bagus dikarenakan patuh aturan nya kuat sekali, buktinya tiap ada anak yg melanggar peraturan dihukum bersama hukuman yg berat.” Komentar para orang lanjut umur peserta didik di jaman itu. Begitu lah di jaman itu sekolah yg pandai menghukum peserta didik nya dgn hukuman berat malah diburu para calon ortu peserta didik.

Tidak Sedikit pihak yg tetap menghubungkan penegakan patuh aturan di sekolah bersama menghukum peserta didik. Padahal kedua-dua nya tak saling berhubungan. Dikarenakan terbukti penegakan patuh aturan bersama hukuman cuma bakal menghasilkan sikap patuh aturan yg semu yg lahir lantaran ketakutan bukan sebab lahirnya kesadar an dapat perbaikan tingkah laku.

Sebenarnya ada jalan tengah diantara patuh aturan & menghukum . Jalan tengah itu dinamakan konsekuensi. Satu Buah konsekuensi berarti menempatkan peserta didik sbg subyek. Satu Orang peserta didik yg dijadikan subyek berarti diberikan tanggung jawab seluas-luas nya bersama konsekuensi juga sebagai batasan.

Peserta Didik terlambat masuk sekolah ? solusinya beliau terkena konsekensi pulang lebih telat dari yg yang lain, atau diwaktu istirahat & main dipotong . janganlah disitu saja, bicarakan faktor ini dgn orangtua peserta didik, sebab bisa saja masalah timbul bukan dikarenakan si anak tetapi sebab masalah ortu.

Dalam mengatasi masalah terlambat masuk sekolah ini aku miliki sampel menarik. Tak jauh dari ruangan tinggal aku ada suatu sekolah menengah atas yg pilih mengunci pintu gerbangnya tiap-tiap jam 7 pagi sesuai. Kamu dapat bayangkan mereka yg terlambat bakal kesusahan buat masuk sebab pintu gerbang telah terkunci. Tiap-tiap hri dapat ada seputar 10 orang peserta didik yg terhambat di luar jadi tontonan penduduk lebih kurang yg melalui di depan sekolah tersebut. Padahal mereka yg terlambat belum pasti enggan, barangkali dikarenakan argumen cuaca atau hal-hal lain yg tidk dapat dihindari.

Argumen pihak sekolah mungkin saja sanggup di terima, perbuatan mengunci gerbang diambil atas nama penegakkan patuh aturan & menciptakan peserta didik jadi sadar dapat pentingnya datang serasi disaat ke sekolah. Tetapi sadarkah pihak sekolah bahwa mengunci peserta didik diluar mampu mempermalukan harga diri sisw? Macam Mana jikalau tetangga atau beberapa orang yg mengenali mereka melalui dikala mereka terkunci diluar.

Padahal ketika sekolah ingin mengaplikasikan konsekuensi atas peserta didik yg terlambat, tidak sedikit aksi yg sanggup dilakukan, dari memotong jam istirahat hingga meminta mereka masuk sekolah di hri Sabtu atau Pekan kala rekan -temannya libur. Dgn begitu harga diri peserta didik terjaga & peserta didik jadi semakin bertanggung jawab atas segala aksi yg dilakukannya. Peserta Didik serta jadi sadar bahwa konsekuensi bertujuan buat penyadaran bersama membawa atau mengurangi hak special mereka, Cara Mengatasi Disiplin pada Siswa .

Silahkan kita mengenali apa itu hukuman & konsekuensi

Hukuman

1. Menjadikan peserta didik yang merupakan pihak yg tak miliki hak tawar menawar & tak berdaya. Guru jadi pihak yg teramat berkuasa. Ingat “Power tends to corrupt”

2. Jenisnya tergantung guru, jikalau hati guru sedang suka sehingga peserta didik terlambat pula tak dapat dikunci di luar.

3. Dapat dijatuhkan berlipat-lipat derajatnya terutama bagi peserta didik yg tidak jarang melanggar peraturan.

4. Guru condong berikan cap jelek bagi anak yg tidak jarang melanggar.

5. Sifatnya senantiasa berupa ancaman

6. Tak boleh ada pihak yg tak setuju, seluruh pihak mesti setuju. Menjadi sifatnya memaksa.

Konsekuensi

1. Dijatuhkan ketika ada tindakan yg berlangsung & berdasarkan terhadap aturan yg sudah disepakati.

2. Tepat dgn tingkah laku pelanggaran yg peserta didik jalankan.

3. Menghindari berikan cap terhadap anak, bersama berikan cap tidak baik bakal melahirkan stigma kepada diri anak bahwa dia merupakan pribadi yg berperilaku tidak baik buat selama-lamanya.

4. Menciptakan peserta didik bertanggung jawab terhadap pilihannya. Kamu dapat menyampaikan “Kevin anda pilih utk ribut kepada diwaktu bu guru sedang menerangkan sehingga silakan duduk diluar tatkala 5 menit”. Dgn begitu kamu menempatkan harga diri anak kepada peringkat mula-mula. Bandingkan dgn perkataan ini “Kevin, basic anda anak tak tahu peraturan,…. tukang ribut! Sana keluar….! Cara Mengatasi Disiplin pada Siswa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar