Di Indonesia sikap pribadi yg di jiwai oleh filsafat Pancasila yg mengagungkan budaya bangsanya yg rela berkorban bagi kelestarian bangsa & negaranya termasuk juga dalam kompetensi kepribadian guru. Bersama begitu pemahaman kepada kompetensi kepribadian guru mesti di maknai juga sebagai sebuah bentuk sosok manusia yg utuh.
Guru sbg tenaga pendidik yg pekerjaan utamanya mengajar, mempunyai karakteristik kepribadian yg amat berpengaruh kepada kesuksesan pengembangan sumber daya manusia. Kepribadian yg mantap dari sosok satu orang guru bakal memberikan teladan yang baik pada siswa ataupun masyarakatnya, maka guru dapat tampil yang merupakan sosok yg pantas “digugu” (ditaati nasehat/ucapan/perintahnya) & “ditiru” (di sampel sikap & perilakunya).Kepribadian guru ialah elemen terpenting bagi kesuksesan mempelajari anak didik.
Dalam kaitan ini, Zakiah Darajat dalam Syah (2000 : 225-226) menegaskan bahwa kepribadian itulah yg dapat tentukan apakah dirinya jadi pendidik & pembina yg baik bagi anak didiknya, ataukah dapat jadi perusak atau penghancur bagi hari depan anak didiknya terutama bagi anak didik yg tetap kecil (tingkat dasar) dan mereka yg sedang mengalami kegoncangan jiwa (tingkat menengah).
Karakteristik kepribadian yg tentang bersama kesuksesan guru dalam menggeluti profesinya merupakan meliputi fleksibilitas kognitif & keterbukaan psikologis. Fleksibilitas kognitif atau keluwesan ranah cipta yakni kekuatan berpikir yg diikuti dgn aksi dengan cara simultan & memadai dalam situasi tertentu. Guru yg fleksibel terhadap kebanyakan ditandai bersama adanya keterbukaan berpikir & beradaptasi. diluar itu, beliau mempunyai resistensi atau daya tahan kepada ketertutupan ranah cipta yg prematur dalam pengamatan dan pengenalan. Dalam Undang-undang Guru & Dosen dikemukakan kompetensi kepribadian ialah “kemampuan kepribadian yg mantap, berakhlak mulia, arif, & berwibawa pun menjadi teladan siswa”. Kompetensi personal ini mencakup kekuatan pribadi yg mengenai dgn pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri, & perwujudan diri.
Sedangkan kompetensi guru dengan cara lebih kusus lagi merupakan bersikap empati, terbuka, berwibawa, bertanggung jawab & sanggup menilai diri pribadi. Johnson sama seperti dikutip Anwar (2004 : 63) mengatakan kapabilitas personal guru, mencakup :
1. penampakan sikap yg positif kepada total tugasnya sbg guru, & kepada total situasi pendidikan beserta unsur-unsurnya,
2. pemahaman, penghayatan & tampilan nilai-nilai yg seyogyanya dianut oleh satu orang guru,
3. kepribadian, nilai, sikap hidup ditampilkan dalam upaya buat menjadikan guru yang merupakan panutan dan teladan bagi para siswanya.
Dalam Standar Nasional Pendidikan, pasal 28 ayat (3) butir b dikemukakan bahwa kompetensi kepribadian yaitu kekuatan yg mencerminkan kepribadian yg mantap, stabil, dewasa, arif & berwibawa, pun jadi teladan bagi peserta didik & berakhlak mulia :
1. Kepribadian yg mantap, stabil
Dalam faktor ini buat jadi seorang guru mesti mempunyai kepribadian yg mantap, stabil. Ini utama lantaran tidak sedikit masalah pendidikan yg disebabkan oleh perihal kepribadian guru yg kurang mantap & kurang stabil. Kepribadian yg mantap dari sosok satu orang guru bakal memberikan teladan yg baik kepada anak didik ataupun masyarakatnya, maka guru bakal tampil sbg sosok yg layak “digugu” (ditaati nasehat/ucapan/perintahnya) & “ditiru” (di sample sikap & perilakunya). Oleh karena itu, yang merupakan satu orang guru, mestinya kita :
a. Bertindak pas dgn norma hukum
b. Bertindak pas dgn norma sosial
c. Bangga juga sebagai guru
d. Mempunyai konsistensi dalam bertindak serasi dgn norma
2. Kepribadian yg dewasa
Sbg seseorang guru, kita mesti mempunyai kepribadian yg dewasa lantaran terkadang tidak sedikit masalah pendidikan yg muncul yg disebabkan oleh kurang dewasanya seseorang guru. Keadaan kepribadian yg begitu tidak jarang menciptakan guru laksanakan tindakan-tindakan yg tak profesional, tak terpuji, bahkan tindakan- aksi tak senonoh yg merusak citra & wibawa guru.
3. Kepribadian yg arif
Sbg seseorang guru kita mesti mempunyai pribadi yg patuh aturan & arif. Perihal ini utama, lantaran masihlah tidak jarang kita menyaksikan & mendengar peserta didik yg perilakunya tak pas bahkan tidak sejalan bersama sikap moral yg baik. Oleh dikarenakan itu peserta didik mesti mempelajari patuh aturan, & gurulah yg mesti memulainya. Dalam menanamkan patuh aturan, guru bertanggung jawab mengarahkan, berbuat baik, jadi sample sabar & penuh pengertian.
4. Kepribadian yg berwibawa
Berwibawa mengandung makna bahwa satu orang guru mesti : Mempunyai tingkah laku yg berpengaruh positif kepada siswa Artinya, guru mesti senantiasa berupaya pilih & jalankan tindakan yg positif supaya akan mengangkat citra baik & kewibawaannya, terutama di depan murid-muridnya. Di Samping itu guru pula mesti mengimplementasikan nilai-nilai tinggi terutama yg diambilkan dari ajaran agama, contohnya jujur dalam aksi & perkataan, tak munafik. Sekali saja guru diketahui berbohong, terlebih cepat pada muridnya, niscaya hal itu bakal menghancurkan nama baik & kewibawaan sang guru, yg terhadap gilirannya bakal berakibat fatal dalam meneruskan pekerjaan proses menggali ilmu mengajar.
Baca juga: Dampak Negatif dan Positif Televisi pada Perkembangan Pendidikan Siswa
5. Jadi berakhlak mulia & teladan bagi peserta didik
Guru mesti berakhlakul karimah, lantaran guru ialah seseorang penasehat bagi siswa, bahkan bagi para orang lanjut umur. Bersama berakhlak mulia, dalam kondisi bagaimanapun guru mesti mempunyai rasa yakin diri, istiqomah & tak tergoyahkan. Kompetensi kepribadian guru yg dilandasi dgn akhlak mulia pasti saja tak tumbuh dgn sendirinya, tapi memerlukan ijtihad, ialah business sungguh-sungguh, kerja keras, tidak dengan mengenal lelah & dgn niat ibadah pastinya. Dalam aspek ini, guru mesti merapatkan kembali barisannya, meluruskan niatnya, bahkan jadi guru bukan semata-mata utk kebutuhan duniawi. Memperbaiki ikhtiar terutama menyangkut dgn kompetensi pribadinya, dgn masih bertawakkal pada Allah. Lewat guru yg demikianlah, kita mengharapkan pendidikan jadi arena pembentukan karakter bangsa.
Esensi kompetensi kepribadian guru semuanya bermuara ke dalam intern pribadi guru. Kompetensi pedagogik, profesional & sosial yg dipunyai satu orang guru dalam lakukan pembelajaran, kepada hasilnya bakal lebih tidak sedikit ditentukan oleh kompetensi kepribadian yg dimilikinya. Penampakan kepribadian guru bakal lebih tidak sedikit memengaruhi kesukaan & antusiasme anak dalam mengikuti aktivitas pembelajaran. Pribadi guru yg santun, respek pada peserta didik, jujur, ikhlas & bisa diteladani, memiliki pengaruh yg signifikan kepada kesuksesan dalam pembelajaran apa pula kategori mata pelajarannya.
Oleh sebab itu, dalam sekian banyak kasus tak jarang satu orang guru yg memiliki kebolehan dengan cara pedagogis & profesional dalam mata pelajaran yg diajarkannya, tapi implementasinya dalam pembelajaran kurang optimal. Perihal ini boleh menjadi disebabkan tak terbangunnya jembatan hati antara pribadi guru yg bersangkutan juga sebagai pendidik & siswanya, baik di kelas ataupun di luar kelas. Upaya pemerintah meningkatkan kebolehan pedagogis & professional guru tidak sedikit dilakukan, baik lewat pelatihan, workshop, ataupun seminar. Bakal namun, hal itu kurang menyentuh peningkatan kompetensi kepribadian guru.
Kita pantas tanya kenapa pendidikan kita tidak sedikit membuahkan anak didik yg cerdas, pintar & terampil, tetapi belum tidak sedikit membuahkan anak didik yg mempunyai kepribadian yg cocok bersama yg diinginkan. Maka, bangsa kita mengalami krisis multidimensional yg berkepanjangan yg ga ada ujungnya. Jangan-jangan ini seluruhnya buah kita yang merupakan pendidik yg belum menampilkan kepribadian yg layak Teladan bagi Siswa kita.Tiap-tiap subjek memiliki pribadi yg unik, masing-masing memiliki ciri & sifat bawaan pun latar belakang kehidupan. Tidak Sedikit masalah psikologis yangdihadapi siswa, tidak sedikit pun kesukaan, kapabilitas, motivasi & kebutuhannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar